Tekad Muhammad Faiz Mewujudkan Masa Depan Lebih Baik
Muhammad Faiz Ramdhan, Mahasantri PeTIK Depok asal Ciamis, merupakan anak pertama dari lima bersaudara. Keterbatasan finansial membuatnya belum bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah setelah lulus SMA. Namun, harapan baru muncul ketika ia mendengar tentang Pesantren PeTIK dari seorang alumni yang juga pernah belajar di sana.
Setelah menjalani rangkaian seleksi penerimaan mahasantri baru Pesantren PeTIK, Faiz mengaku sangat senang ketika mendengar kabar diterimanya ia menjadi mahasantri PeTIK, terutama setelah mengetahui bahwa orang tuanya mendukung penuh keputusannya. Ketertarikan Faiz kepada Pesantren PeTIK karena adanya kombinasi antara pendidikan IT dan nilai-nilai karakter Islami.
Di PeTIK Depok Faiz memilih jurusan pemrograman web, Sebelum resmi memulai perkuliahan, ia melakukan riset mendalam mengenai materi yang akan dipelajari, terutama alur pembelajaran pemrograman web. Hal ini membuatnya merasa lebih siap saat mengikuti pelajaran di PeTIK, meskipun kegiatan di pesantren cukup padat. Untuk mengatasi kesibukan, Faiz mengatur waktu luangnya dengan membuat agenda sendiri.
Dua bulan sejak memulai pendidikan di PeTIK, Faiz sudah bisa mendesain tampilan web dengan baik. Ia juga merasakan bahwa kehidupan di pesantren membuatnya lebih tangguh dalam menghadapi tekanan. Baginya, sesulit apapun tantangan yang dihadapi, harus dijalani dengan penuh keyakinan. Selain mendalami keterampilan teknis, Faiz juga berhasil menghafal tiga hadits Arbain dari total 40 hadits yang menjadi target selama masa studinya di PeTIK, sesuai dengan tugas yang diberikan oleh PeTIK.
Ada kalanya Faiz merasa malas atau lelah, namun ia selalu teringat nasihat orang tuanya yang begitu mendukung ketika mendengar ia lolos seleksi PeTIK: “Alhamdulillah syukur atuh, moga jadi jalan anu terbaik. Sing sabar ngajalanina.” Kalimat itu selalu menjadi sumber semangat baginya untuk terus melangkah maju, meskipun banyak tantangan yang dihadapi.
Setelah lulus dari PeTIK Depok, ia ingin langsung bekerja dan melanjutkan kuliah. Tekad ini muncul dari keinginannya untuk membantu perekonomian keluarga. Sebagai anak pertama, ia merasa memiliki tanggung jawab besar. “Saya otomatis bertanggung jawab,” tutup Faiz.
LEAVE A COMMENT